Senin, 12 Januari 2009

Kasus Bambang Wisudo vs Manajemen Kompas

Kasus Bambang Wisudo vs Manajemen Kompas, terkait isu PHK dan serikat karyawan di Kompas, tampaknya berkembang makin jauh. Penyelesaian damai pun tampaknya makin suram kemungkinannya. Sementara Kompas sendiri adalah lembaga bekas tempat saya bekerja dan belajar/praktik ilmu jurnalistik (1998-1995). Dari AJI saat itu gugatan terhadap manajemen Kompas di PN Jakpus masih berlangsung. Manajemen. Kompas pun ganti menuntut sita jaminan atas sebidang tanah dan rumah milik Bambang Wisudo di Pamulang Tangerang, sebuah mobil Avanza Nopol B 8074 DU atas nama Bambang Wisudo, rekening Wisudo di BNI Cabang Ratu Plaza Jakarta. Tak cuma itu, Kompas pun menuntut kerugian materiil Rp 5 miliar, juga kerugian imateriil Rp 10 miliar. Kalau itu benar menjadi strategi manajemen Kompas, pihak manajemen Kompas tampaknya telah memilih untuk bersikap "tidak setengah-setengah" menghadapi Wisudo! Kalau gugatan manajemen Kompas dimenangkan, ini betul-betul persoalan hidup-mati bagi keluarga Wisudo-Yanu. Sementara, persidangan di PHI sedang memasuki pemeriksaan saksi-saksi. Ini betul-betul tak terduga. Hal semacam ini tak pernah terjadi sebelumnya, di mana suatu kasus ketenagakerjaan di Kompas berlanjut sampai ke pengadilan. Biasanya, kasus-kasus dulu selesai (atau dianggap selesai) tanpa lewat pengadilan. Entah lewat perundingan atau dialog langsung, atau cara lain. Sedangkan sekarang, entah kasus Wisudo ini akan ke mana muaranya.

Kompas sebagai media paling terkemuka di Indonesia yang selalu ‘kencang’ dalam menyuarakan persoalan keadilan social, humanisme dan nilai-nilai demokrasi tidak sepantasnya melakukan PHK secara sewenang-wenang. Ini bukti bahwa Kompas tidak konsisten. Jika secara internal Kompas seperti itu, masihkah Kompas dapat dipercaya untuk ikut mengambil peran dalam membangun Indonesia menuju ke arah yang lebih baik? Adakah kasus Wisudo ini adalah tanda bahwa Kompas sudah mulai berubah menuju ke arah media yang sangat komersial dan hanya peduli terhadap akumulasi capital? Inilah saatnya bagi public untuk ikut berpartisipasi dalam ‘mengendalikan’ Kompas agar kembali ke jalan yang benar dan ideal.